KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN ( part 1 )
Agni P.O.V
Praang!!!!
Sebuah piring dilempar oleh mamaku. Aku tak menyangka mama bisa melakukan semua ini.
Aku hanya terdiam sambil memeluk adikku. Sekarang tengah terjadi perkelahian antara papaku
dan mamaku. Aku sudah biasa melihat ini semua. Tapi tidak dengan adikku, dia trauma. Dia
hampirsaja pingsan dipelukanku. Aku tidak tega melihatnya, dia masih terlalu kecil untuk
menerima ini semua. Sejenak aku memejamkan mataku. Membuang rasa takut yang ada di
hatiku. Dan mencoba untuk tegar.
"PAPA, MAMA..KALIAN KENAPA7TOLONG LIAT KAMI! LIAT AGNI. Liat acha pa. liat.!
Kasian dia" bentakku sambil menahan rasa sakit didadaku.
"apa urusan kamu? Kamu masih kecil! Ga usah ikut campur" jawab mamaku
"agni anak mama, anak papa. Apa kalian ga ngertiin perasaan agni?"
Tidak ada jawaban pun dari mereka.
"jawab ma, jawab pa!" bentak ku lagi. Air mataku sudah tidak bisa ku bendung lagi. Semuanya
keluar. Aku mencoba untuk tegar kembali..
Acha mencoba kuat,dan aku tak tega melihatnya. Dia mencoba berdiri dan berjalan mendekati
papa dan mama. Tapi hanya 5 langkah acha berjalan, dia ambruk. Dia pingsan. Reflex aku
berlari kearah acha dan memeluk adikku satu-satunya ini
"puas kalian bikin kita kayak gini? PUAS? Puas kalian bikin acha pingsan?... agni ga nyangka
ini semua bakal terjadi" kataku marah sambil mengeluarkan air mata semaikn deras.
Aku menggendong acha kekamarnya. Kukunci pintu karena aku masih belum siap untuk melihat
wajah kedua orang tua ku. Aku duduk disebelah acha, aku memikirkan apa yang telah kulakukan
tadi, memang terlihat sangat durhaka. Tapi aku capek, aku terlahir dikeluarga BROKEN HOME.
Papa ku selalu saja berantem sama mama setiap bertemu. Sakit rasanya kalau aku melihat itu
semua
"hhh.... Kak agni" kata acha yang sudah bangun dari pingsannya. Yang sukses membuyarkan
lamunanku.
"kamu udah sadar cha. Gimana keadaan kamu? Masih sakit?" Tanya ku khawatir
"ga kak, aku udah ga apa-apa kok! Papa sama mama mana kak?"
"kakak ga tau cha mungkin mereka udah udah pergi lagi... mereka ga pernah ada waktu buat
kita, buat ngumpul sama kita, buat meduliin kita kayak orang tua yang lain cha"
"sssst!!! Kak agni ga boleh ngomong kayak gitu. Acha ga suka! Walau bagaimana pun mereka
tetap orang tua kandung kita kak. Mereka pasti sayang kok sama kita"
Kata-kata acha membuat ku sadar. Aku telah membentak orang tua ku. Aku merasa beruntung
mempunyai adik seperti acha. Kupeluk tubuh mungilnya dan berkata " makasih cha"
"sama-sama kak"
"oiya cha, kamu istirahat aja dulu ya. Biar besok bisa lebih fit lagi."
"iya kak"
"kakak blik kekamar kakak ya cha. Good night cha. Kakak sayang sama acha. Have a nice
dream" kataku sambil menyelimuti tubuh acha.
Aku keluar dari kamar acha. Dan melihat rumah sepi, aku sudah mengira pasti akan seperti ini.
Seperti biasanya, setelah mereka selesai berantem mereka pasti akan pergi dari rumah dan aku
pun juga ga tau kapan baliknya., emang mereka kira rumah itu tempat battle apa?
Aaaaaarrrrgh... sudahlah.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar